JANGAN remehkan asap rokok. Asap yang lama mengepul di rongga mulut dan terkena lidah bisa memicu kanker lidah.
Dr Tuti Octavira yang praktik di Klinik Bakti Asih, Pondok Kacang Ciledug, Tangerang, mengatakan, pada stadium awal, kanker lidah ditandai dengan lesi atau kelainan prakanker.
“Kelainan prakanker atau lesi tersebut berbentuk bercak putih pada mukosa atau lapisan dalam rongga mulut berupa pengerasan, yang disebut leukoplakia. Umumnya, kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut,” ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Dia juga mengatakan, penyebab terbesar terjadinya kanker lidah karena merokok, terutama yang lebih dari 2 pak per hari. Risiko tersebut akan meningkat jika mengonsumsi alkohol.
Penyebab lainnya karena tambalan atau gigi yang tajam yang menimbulkan trauma pada lidah. Asap rokok yang mengumpul di rongga mulut ternyata memicu kanker. Lidah bisa mengering karena paparan asap rokok.
“Kalau itu terpapar bolak-balik mekanismenya akan bekerja berlebihan. Akhirnya orang yang berbakat untuk kanker, sel-selnya berubah menjadi ganas yang akhirnya akan menjadi kanker lidah,” ucap dokter kelahiran Medan, 6 Oktober 1981.
Ketidakbersihan mulut dan gigi sehingga membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan akhirnya berkembang menjadi kanker juga bisa menjadi pemicu dari kanker lidah.
Sementara itu, dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT) dari Rumah Sakit Global Medika, Tangerang, Dr Asterina Suhardi Sp THT-KL mengatakan, lidah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu 2/3 depan (anterior) yang dapat digerakkan (termasuk dalam bagian dari rongga mulut) dan 1/3 belakang (posterior) yang tidak dapat bergerak (termasuk dalam bagian orofaring).
“Mereka merupakan satu kesatuan, walaupun berasal dari perkembangan jaringan embrio yang berbeda,” ujar dokter yang juga praktik di RS Eka Tangerang.
Asterina juga mengatakan, insiden kanker lidah meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Umumnya terjadi pada usia sekitar 60 tahun, tetapi saat ini telah terjadi pergeseran usia karena banyak ditemukan pada usia muda.
“Pria lebih banyak daripada wanita dengan perbandingannya adalah 2:1. Namun, hal ini mulai bergeser karena banyaknya wanita perokok,” sebut dokter yang juga praktik di RS Royal Taruma, Grogol, Jakarta Barat. Faktor predisposisi utama terjadinya kanker lidah ini adalah alkohol dan tembakau. Selain itu, pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis, dan genetik.
Kanker lidah, Asterina menyebutkan, yang paling sering terjadi adalah tipe karsinoma sel skuamosa. Adapun untuk jenis lainnya jarang terjadi. Kanker lidah umumnya terjadi pada bagian tepi lateral, bisa berbentuk eksofitik, infiltratif, dan ulkus
“Gejala kanker lidah ini biasanya terdapat luka (ulkus) seperti seriawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri lokal, nyeri yang menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, pergerakan lidah menjadi semakin terbatas. Pada stadium lanjut terjadi kesulitan untuk membuka mulut (trismus) dan adanya pembesaran kelenjar leher,” sebut dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti angkatan 1989 ini.
Asterina menuturkan, pencegahan kanker lidah ini, tentunya dengan menghindari faktor-faktor risiko yang bisa mencetuskan timbulnya kanker lidah tersebut. Menurut beberapa penelitian pencegahan terjadinya kanker lidah dimulai dari premalignant (awal dari keganasan) menjadi malignant (keganasan). Untuk mencegah timbulnya tumor kembali di tempat yang berbeda (second primary tumor) yakni dicegah dengan menstabilisasikan membran mukosa.