Ternyata, ada resep mudah memperkirakan temperamen pria. Amati jari telunjuknya kemudian bandingkan dengan jari manisnya.
Panjang pendeknya jari telunjuk pria menunjukkan apakah dia jenis pria agresif yang mudah melontarkan kemarahan—tak sebatas kata-kata tetapi juga secara fisik—ataukah tipe penyabar.
“Tetapi, perlu diingat bukan panjangnya jari yang menyebabkan pria agresif,” kata Allison A. Bailey, pimpinan riset dari the University of Alberta, Edmonton, Kanada.
Dia menjelaskan, faktor yang memegang peran sangat penting adalah hormon pria, yang akrab kita sebut testosteron. Janin dalam kandungan terekspos hormon ini dalam berbagai tingkatan. Riset menunjukkan, pria yang terekpos hormon ini dalam tingkatan yang lebih tinggi cenderung memiliki jari telunjuk yang lebih pendek.
“Pria dengan kadar testosteron tinggi, memiliki jari manis relatif lebih panjang ketimbang jari telunjuknya,” kata asisten peneliti Dr. Peter L. Hurd kepada Reuters Health.
Dengan kata lain, pria dengan jari telunjuk lebih pendek bisa dipastikan terekspos lebih banyak testosteron ketika dalam kandungan. “Keadaan inilah yang membuat pria agresif secara fisik di kemudian hari,” kata Bailey.
Testosteron, si biang keladi ini, pernah disebut sebagai “hormon dari neraka”. Senyawa ini dipersalahkan untuk perang, kekerasan gang, pemerkosaan, dan umpatan kotor satu suku kata yang sering diucapkan Sylvester Stallone.
“Semakin tinggi kadar testosteron yang diterima janin dalam kandungan, semakin agresif pria tersebut ketika dewasa,” tegas Bailey.
Studi Bailey dan kawan-kawan, yang menghubungkan panjang pendeknya jari telunjuk dengan kepribadian, bukanlah yang pertama.
Penelitian lain pernah pula mengaitkan antara panjangnya jari telunjuk dengan kemampuan seseorang di bidang olahraga. Pria yang memiliki jari telunjuk lebih pendek ketimbang jari manisnya cenderung lebih baik kemampuannya di bidang sports. Para wanita pun menilai mereka lebih dominan dan maskulin.
Namun, tingginya kadar hormon testosteron tidak selalu berkaitan dengan hal positif. Selain lebih agresif, penelitian lain menyebutkan, pria dengan jari telunjuk lebih pendek, berisiko tinggi menderita autisme dan kekebalan tubuhnya lemah.
Bagaimana sih penelitian Bailey dan Hurd tadi dilakukan?
Sudah tentu, para peneliti mengukur panjang pendeknya jari-jari 298 mahasiswa psikologi yang menjadi obayek penelitian. Kepada mereka kemudian dibagikan daftar pertanyaan yang jawabannya dipergunakan untuk mengukur tingkat agresifitas masing-masing.
Ada 4 tingkatan perbuatan agresi yang diukur melalui daftar pertanyaan tadi. Pertama: fisik (“Kalau orang mukul gue, gue pukul balik”), amarah: (“Aku cepat sekali naik pitam”), permusuhan dan verbal (“Aku pasti bilang kalau tidak setuju dengan pendapatnya”).
Nah, para peneliti menemukan dengan jelas bahwa mereka yang jari telunjuknya lebih pendek cenderung memiliki sifat agresif secara fisik. Dan kecenderungan ini hanya terjadi para pria, tidak pada wanita.
Tentu saja, jari telunjuk bukan satu-satunya indikator. “Kepribadian seseorang banyak sekali dipengaruhi faktor-faotor lain. Perbandingan jari-jari tadi hanyalah salah satunya, just one piece of the puzzle,” kata Bailey.