Kisah ini terjadi beberapa bulan yang lalu. Seorang ibu, merasa kaget dan shock berat ketika melihat photo-photo anaknya di Friendster yang vulgar dan sedikit nude. Anaknya yang baru berusia 18 tahun ini dalam kehidupan sehari-hari kelihatan alim, berpakaian sopan dan biasa-biasa aja, seperti kebanyakan anak-anak remaja seusianya, tapi kenyataan di Friendster, si Anak berbeda 180 %.
Di Friendster-nya si anak memajang photo-photo dirinya yang teramat seksi, vulgar dan malah sedikit nude. Bisa terbayangkan bagaimana sedih dan shocknya perasaan sang Ibu ini saat melihat foto-foto anaknya itu?
Yang lebih menyedihkan lagi, ketika sang Ibu bertanya kepada anaknya itu, kenapa dia memajang foto-foto seksi dan vulgar di Friendster? Dengan entengnya, si anak menjawab :”Teman-temannya juga melakukan hal sama, memajang foto-foto yang seksi dan vulgar, dengan tujuan biar banyak teman di Friendster terutama teman laki-laki” dan tentu saja jawaban si anak ini lebih membuat sang Ibu bersedih, hanya demi mendapatkan teman sebanyak-banyaknya di Friendster, apakah kita perlu mengorbankan perasaan Ibu kita?
Sudah bukan rahasia umum, di kalangan remaja saat ini seperti sudah terbentuk sebuah opini bahwa semakin kita berfoto seksi di Friendster maka akan semakin banyak pula orang-orang (terutama laki-laki) yang menjadi teman kita.
Maka tak mengherankan bila kemudian, mereka berlomba-lomba berfoto seksi dan sedikit vulgar. Dan memang ini terbukti dengan banyaknya orang-orang yang menjadi Friends mereka di Friendster mereka. Bahkan saking banyaknya yang ingin menjadi Friends, sampai-sampai mereka mempunyai beberapa account di Friendster, biar bisa lebih banyak teman lagi.
Buat kamu yang fans setia Friendster coba ingat-ingat lagi berapa Friend kamu di Friendster? Terus dari sekian banyak Friend kamu itu, berapa orang yang benar-benar merupakan Friend alias teman kamu di dunia nyata ini? Teman yang benar-benar bisa diajak komunikasi langsung, face to face dalam kehidupan kamu? Pasti nggak lebih dari 20 % kan?
Kebanyakan dari kita, menjadi member Friendster hanya sekedar untuk mencari Friend sebanyak-banyaknya, tanpa memperdulikan kita kenal atau nggak sama dia, atau tanpa kita tahu dulu latar belakangnya, bagaimana kehidupan, apa tujuannya dll.
Nggak salah emang, bila kita mempergunakan Friendster sebagai ajang mencari teman, tapi alangkah lebih baiknya kan, bila disamping itu kita gunakan Friendster juga untuk lebih mempererat persahabatan kita dengan teman-teman yang telah kita kenal sebelumnya dalam kehidupan nyata, misal dengan teman-teman SD, SMP, SMA atau teman kuliah kita.
Selain itu, untuk mendapatkan Friend sebanyak-banyaknya, kamu tidak harus memajang foto- pribadi koleksi kamu yang seksi atau vulgar. Kalau pun kamu ingin memajang foto “seksi“ kamu, lebih baik masukin ke “Private Photo”, terus yang boleh lihat koleksi foto kamu itu pun batasi pada orang-orang yang emang telah kamu kenal dekat, paling tidak, pada orang-orang yang emang pernah bertemu dengan kamu.
Kamu pasti tidak ingin kan, suatu hari nanti foto-foto di Friendster kamu yang seksi-seksi dan vulgar, tiba-tiba ada di situs atau website porno? Dengan nama kamu terpampang didalamnya?
Di dunia maya apa saja bisa terjadi. Jutaan orang mengakses internet, ribuan orang mengakses Friendster. Jadi, apapun bisa terjadi? dan mesti diingat dengan trik tertentu, orang-orang masih bisa melihat profile dan photo kamu, meskipun Profile dan photo kamu telah di set ke mode “Private Profile” dan “Private Photo”sekalipun.