Mitos makan kangkung membuat mengantuk, kurang berdasar, Zat gizinya justru membuat tubuh lebih segar dan bugar. Kangkung pun dianggap sebagai penyembuh ajaib karena bisa menghilangkan macam-macam penyakit dan mampu menangkal radikal bebas.
Tumis kangkung, cah kangkung, atau hotplate kangkung tentunya bukan makanan yang asing lagi dengan lidah kita. Menu tersebut memang sering disajikan di sejumlah rumah makan dan restoran besar, terutama pada restoran Chinese Food. Selain lezat, kangkung juga mempunyai nilai gizi tinggi. Bukan hanya itu, sayuran ini juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai pengobatan tradisional.
Kangkung termasuk dalam suku Convolvulaceae atau keluarga kangkung-kangkungan. Kangkung adalah jenis sayuran merambat yang batangnya banyak mengandung air. Tanaman kangkung bisa tumbuh dengan subur di sawah, kali, atau kolam, baik di dataran rendah maupun daerah dengan ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut.
Batang tanaman ini beruas dan berongga. Daunnya merupakan daun tunggal dengan tangkai panjang dan tumbuh berseling. Bentuknya segitiga memanjang. Permukaan daun kangkung bagian atas berwarna hijau, sedangkan bagian bawahnya hijau muda. Daunnya berbentuk seperti tameng, meruncing pada bagian atasnya, bertangkai panjang dengan permukaan sebelah atas berwarna hijau lebih tua daripada permukaan sebelah bawah. Daun dan tangkai kangkung yang biasa digunakan untuk dimasak adalah yang masih muda.
Dua Jenis
Tanaman kangkung diduga berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Malaysia, Myanmar, Indonesia, Cina Selatan, Australian Afrika. Di Cina, sayuran ini dikenal sebagai weng cai Di negara Eropa, kangkung biasa disebut swamp cabbage, water conuouiibis, atau water spinach.
Kangkung terdiri dari dua jenis, yaitu kangkung darat (Ipomoea reptans), yang biasa disebut kangkung cina, serta kangkung air (Ipomoea aquatica). Kangkung sebenarnya merupakan tumbuhan darat, tetapi bersifat akuatik. Hal tersebu terbukti dari bijinya yang tumbuh di tempat tergenang.
Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah merahan, sedangkan kangkung darat memiliki bunga putih bersih. Perbedaan lainnya terletak pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar daripada kangkung darat.
Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan. Selain itu, kangkung darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air. Kangkung darat lebih digemari daripada kangkung air karena rasanya lebih renyah dan tidak terlalu keras.
Sumber Betakaroten
Dilihat dari nilai gizinya, kangkung merupakan salah satu di antara sayuran hijau yang banyak mengandung provitamin A. Dilihat dari intensitas warna hijaunya, daun kangkung tergolong dalam intensitas hijau yang sedang. Derajat kehijauan dari warna daun erat hubungannya dengan kadar karoten. Semakin hijau daun tersebut, semakin tinggi kadar karotennya.
Betakaroten adalah jenis antioksidan yang dapat berperan penting dalam mengurangi konsentrasi radikal peroksil. Kemampuan betakaroten bekerja sebagai antioksidan berasal dari kesanggupannya menstabilkan radikal berinti karbon. Karena betakaroten efektif pada konsentrasi rendah oksigen, dapat melengkapi sifat antioksidan dari vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen.
Betakaroten juga dikenal sebagai unsur pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan paru. Betakaroten dapat menjangkau lebih banyak bagian-bagian tubuh dalam waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal terhadap munculnya kanker.
Dari penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak India didapat kisaran kemampuan menyerap karoten yang berasal dari sayuran hanya 33-58 persen atau rata-rata 50 persen. Konsumsi sayur-sayuran seperti kangkung dalam porsi banyak diperlukan untuk memasok kebutuhan tubuh akan betakaroten.
Justru Hilangkan Rasa Kantuk
Kangkung selama ini identik dengan sayuran yang dapat menyebabkan kantuk. Karena itu, disarankan untuk mengonsumsi kangkung di malam hari supaya tidak mengganggu aktivitas. Benarkah konsumsi kangkung dapat menyebabkan orang mudah terlelap?
Hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan kangkung dapat menyebabkan kantuk. Kangkung memang mengandung komponen kimia yang bersifat sedatif. Komponen tersebut dapat membuat pikiran orang yang mengonsumsinya menjadi tenang, sehingga berpotensi mudah untuk terlelap.
Namun, hal tersebut tidak dapat menjadi acuan untuk membuktikan kangkung merupakan “obat tidur” yang baik karena respon seseorang terhadap zat sedatif tersebut berbeda-beda. Seseorang bisa saja mudah terlelap setelah mengonsumsi kangkung beberapa sendok. Namun, orang lain masih bisa tetap bugar setelah mengonsumsi kangkung semangkuk penuh.
Selain kangkung, sebenarnya masih banyak makanan yang dapat membuat orang mudah terlelap, terutama yang kaya akan vitamin B kompleks, kalsium, selenium, asam lemak omega-3, seng, dan magnesium. Antara lain jeroan, unggas kacang-kacangan, kerang, telur, dan susu.
Makanan yang kaya akan asam folat seperti asparagus, brokoli, kembang kol, dan bit juga memiliki potensi untuk membuat orang tertidur tenang. Makanan pokok yang kaya karbohidrat juga mempunyai efek menenangkan.
Jadi, mitos yang menyatakan kangkung merupakan sayuran yang dapat menyebabkan kantuk sebenarnya terlalu berlebihan. Hampir semua lauk yang kita makan mengandung komponen gizi yang berpotensi membuat kita mudah tertidur, termasuk nasi yang setiap hari kita konsumsi.
Menurut Linawati (2003), kangkung justru dapat menghilangkan rasa kantuk. Kandungan zat besi yang tinggi pada kangkung dapat membuat konsentrasi otak menjadi meningkat. Zat besi merupakan komponen terpenting dalam pembuatan sel-sel darah merah. Dengan meningkatnya produksi sel-sel darah merah, aliran oksigen ke seluruh tubuh, terutama ke otak, ikut meningkat sehingga membuat tubuh menjadi lebih segar dan bugar.
Meskipun sering dimakan mentah sebagai lalapan, kangkung lebih lezat bila dibuat tumis. Namun, kangkung yang telah diolah sebaiknya tidak dikonsumsi lagi bila telah “bermalam”.
Hal itu disebabkan seperti jenis sayuran lainnya, kangkung mengandung enzim peroksidase yang bersifat merusak. Enzim ini paling tahan terhadap panas dan akan semakin tinggi aktivitasnya bila dalam bahan pangan tersebut banyak terdapat zat besi. Selain itu, kandungan lemak yang cukup tinggi pada daun juga akan mempercepat aktivitas enzim tersebut.
Proses pemasakan kangkung juga tidak boleh terlalu panas dan lama karena akan merusak komponen gizi kangkung. Menurut Sweeney dan Marsh (1971), besarnya penurunan aktivitas karoten pada sayuran berwarna hijau akibat pemanasan 60 derajat C mencapai 15-20 persen. Selain itu, sebelum dikonsumsi sebaiknya kangkung dicuci hingga bersih. Bagian daun dan batang yang sudah tua sebaiknya dibuang.
Penderita Asam Urat Perlu Waspada
Kangkung perlu diwaspadai orang yang menderita penyakit asam urat karena mengandung komponen purin cukup tinggi. Dalam 100 gram kangkung terdapat 298 mg purin, lebih tinggi daripada bayam ataupun kacang tanah.
Penyakit asam urat sudah dikenal masyarakat sejak lama. Penyakit ini pada dasarnya disebabkan oleh gangguan metabolisme purin. Akibatnya, kadar asam urat dalam darah menjadi berlebihan. Apabila semakin parah, akan muncul benjolan-benjolan sodium urat yang disebut tophi di persendian atau di daun telinga.
Asam carat sebenarnya merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Setiap hari orang normal membuang 700 miligram asam urat melalui ginjal, sedangkan cadangan asam urat yang tersimpan dalam cairan tubuh lebih kurang 1.000 Mg.
Orang yang menderita penyakit asam urat akan memproduksi asam urat berlebihan, sehingga yangg tersimpan dalam cadangan meningkat menjadi 3-15 kali dibandingkan dengan keadaan normalnya.
Di lain pihak, pembuangannya melalui ginjal menurun.
Penyakit asam urat memiliki tanda-tanda mirip artritis, yakni nyeri sendi terutama di jempol kaki yang kemudian merambat ke persendian kaki.
Umumnya orang yang berusia di atas 35 tahun dapat dikatakan rawan terhadap penyakit ini. Pada awalnya serangan asam urat berlangsung beberapa hari dan setelah itu reda selama beberapa bulan. Kemudian serangannya menjadi lebih sering dan durasi waktunya lebih lama.
Serangan berikutnya menimbulkam rasa nyeri lebih hebat, rasa sakit lebih lama, frekuensi serangan meningkat, dan masa kesembuhan lebih pendek. Kadang-kadang rasa nyeri tersebut disertai dengan bengkak dan kaku sendi.
Penderita penyakit asam urat ringan sebaiknya tidak perlu menghindari makanan yang mengandung purin tinggi seperti kangkung secara berlebihan. Apabila kita telah menderita asam urat, kita masih diperbolehkan mengonsumsi purin sebanyak 100-150 mg per hari. Hal ini berarti, penderita asam urat ringan masih dapat mbngonsumsi kangkung sebanyak 50 gram setiap harinya.
Namun, penderita asam urat akut sangat dianjurkan untuk melakukan diet purin ketat. Salah satunya menghindari konsumsi kangkung secara berlebihan.
Temasuk Tanaman Penyembuh Ajaib
Kangkung kaya akan serat pangan (dietary fiber). Serat pangan dapat menurunkan kadar kolesterol darah karena mampu mengikat asam empedu. Ikatan ini akan keluar bersama feses, lemak, dan kolesterol. Semakin banyak serat yang dikonsumsi, semakin banyak pula asam empedu, lemak, dan kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh bersama feses.
Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh sistem pencernaan yang tidak sempurna. Serat pangan mampu menurunkan transit time, yaitu waktu yang dibutuhkan makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses.
Sementara itu, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik. Berkat penurunan transit time, waktu zat karsinogenik bermukim di dalam tubuh semakin pendek, sehingga kesempatan untuk membahayakan tubuh juga semakin kecil.
Kangkung merupakan sumber zat besi yang baik. Karena itu, kangkung sangat diperlukan oleh wanita, terutama pada saat menstruasi untuk mengganti darah yang hilang. Zat besi merupakan komponen penting dalam hemoglobin. Konsumsi kangkung yang kaya akan zat besi ini juga sangat baik bagi anak-anak yang berada pada masa pertumbuhan maupun mereka yang menderita anemia.
Selain itu, klorofil yang memberikan warna hijau pada kangkung ternyata juga sangat menyehatkan. Menurut Ferruzzi et al (2002), klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya mengikat radikal bebas. Selain itu, menurut Egner et al (2001), konsumsi makanan yang kaya klorofil, sepert kangkung, dapat melindungi tubuh dari kanker, terutama kanker hati.
Percobaan yang dilakukan Hughs dan Latner di Universitas Liverpool London pada tahun 1936 menunjukkan bahwa suntikan klorofil pada hewan percobaan mampu meningkatkan pertumbuhan sel darah merah.
Percobaan yang dilakukan oleh Alsuhendra (2002) juga menunjukkan bahwa klorofil dapat menurunkan kadar total kolesterol dan LDL pada kelinci percobaan. Potensi lain dari klorofil adalah sebagai zat antiradang (Okai dan Okai, 1997) serta antigenotoksik (Nagishi, Raid dan Hayatsu, 1997).
Kangkung selama ini dikenal sebagai tanaman sayuran yang mempunyai khasiat pengobatan tradisional. Meskipun belum terbukti secara ilmiah, beberapa jenis gangguan kesehatan yang dipercaya bisa diobati dengan kangkung, antara lain mimisan, haid terlalu banyak, sakit gigi, air seni kurang lancar, keracunan makanan, kencing darah, sakit perut, wasir berdarah, dan sebagainya.